Aksi penanaman terumbu karang

tanam terumbu

MALANG – Langkah nyata pelestarian lingkungan berlangsung Minggu (17/3) lalu. Bertempat di Pantai Kondang Merak, Kabupaten Selatan, para pemerhati lingkungan yang tergabung dalam komunitas Sahabat Alam (SALAM) menggelar aksi sosial penanaman terumbu karang yang diikuti oleh lebih dari 50 peserta, terdiri dari para mahasiswa dan kalangan umum.Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc, menjelaskan aksi tersebut sangat penting untuk kelangsungan biota laut karena dalam 100 tahun terakhir kerusakan terumbu karang mencapai 94 persen. Padahal, terumbu karang memiliki fungsi sama halnya dengan hutan yaitu untuk menyerap CO2 (karbondioksida) di udara dan melepaskan O2 (oksigen) ke udara.Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Malang, Endang Retnowati menjelaskan, pihaknya menyambut baik kegiatan yang digagas oleh SALAM tersebut, pasalnya, aksi penanaman terumbu karang tersebut sejalan dengan program yang dimiliki oleh DKP Kabupaten Malang.“Semoga aksi ini bisa berkelanjutan,” jelas perempuan berjilbab ini saat berbincang singkat dengan Malang Post.Ketua SALAM, Andik Syaifudin menjelaskan, penanaman terumbu karang bertema Satu Coral Sejuta Kehidupan tersebut sengaja untuk mengonsentrasikan konservasi pada terumbu karang yang memang berperan besar pada kelestarian biota laut.“Kegiatan ini merupakan langkah pertama, rencananya akan dilakukan kegiatan sejenis yang bertujuan untuk pelestarian ekosistem laut,” terang pria yang akrab disapa Watu ini.Kondang Merak sengaja dipilih karena kondisi wilayah tersebut memungkinkan untuk pengembangbiakan terumbu karang dan untuk ke depan bisa dikembangkan sebagai wilayah dengan konsep blue economy.Konsep ini merupakan pengembangan ekonomi yang mengandalkan sumberdaya kelautan secara massif dikaitkan dengan manajemen kesinambungan dan pelestarian asset. Konsep blue economy ini berfokus pada tiga faktor, yaitu ekologi, sosial, dan ekonomi.Pada aksi tersebut, setiap peserta mendapatkan terumbu yang telah terpasang pada media tanam. Ditiap terumbu telah disematkan name tag masing-masing peserta. Dibantu oleh para nelayan setempat, selanjutnya koral-koral tersebut diletakkan pada nursery ground yang berada di perairan dengan jarak sekitar 20 hingga 30 meter dari bibir pantai.Masing-masing peserta dibekali dengan snorkel (perlengkapan selam). Sayangnya, ombak besar membuat perairan menjadi tidak stabil sehingga beberapa peserta tidak bisa turun secara langsung untuk menempatkan terumbu karang pada nursery ground yang terbuat dari bilah-bilah bambu.“Kalau peserta dipaksakan turun, bisa beresiko karena kemampuan selam masing-masing berbeda. Salah satu resikonya adalah terkena baling-baling perahu,” pungkas dia. (fia/aim)


Sumber : malang post

Tidak ada komentar: